Wednesday, April 13, 2011

Becoming Your Spouse's Better Half -Rick Johnson- Ch. 1(Opening)

Haiii haiii...Review buku kali ini bagus banget, bukan cuma buat yang udah married, tapi bagus juga untuk persiapan buat yang belum married. Becoming your spouse's better half = Menjadi belahan jiwa yang lebih baik. Awalnya sih aq beli buku ini karena gambar sampulnya cute bangetttt. Tapi ternyata isinya Woow banget, aq terberkati banget sama buku ini, makanya aq tertarik untuk bagiin di sini. Untuk kutipan yang sama persis dengan buku, aq tulis dengan teks warna biru. Oke, Here we go ^^

Becoming Your Spouse's Better Half  - Rick Johnson



Yang membuat menarik adalah penulis buku ini (Mr. Rick) punya karakter yang beda banget sama istrinya (Mrs. Suzanne), contohnya: "Kebiasaan saya adalah mandi di pancuran, bercukur, dan memoleskan losion Old Spice, setelah itu saya siap untuk berangkat. Beri saya waktu tambahan satu atau dua menit untuk mengenakan celana jeans dan T-shirt, lalu siaplah saya - total keseluruhan saya hanya membutuhkan waktu paling banyak 10 menit (15 menit jika saya bersantai-santai) mulai dari awal sampai selesai. Namun Suzanne membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk bersiap-siap memulai harinya Saya memang tidak pernah benar-benar menggunakan stop-watch untuk mewaktui dia, namun saya sangat yakin bahwa bahkan dalam situasi penting sekalipun, Suzanne tidak akan membiarkan satu jam pun untuk menghalangi dirinya. Dan itu sudah pasti tidak termasuk waktu untuk berpakaian." Selain itu banyak banget hal-hal dari mereka yang berseberangan, Mr. Rick cenderung introvert, rapi banget, on time, suka daging, cenderung menggunakan analisa dan logika, terencana(tidak terlalu suka dengan kejutan; Sedangkan Mrs. Suzanne cenderung ekstrovert, tidak rapi, sering terlambat, suka sayur, lebih penuh kasih dan lebih berintuisi, tetap nyaman&lebih lentur dengan kejutan-kejutan. Hmmm...pas baca buku ini jadi lebih ngena banget buat aq, karena kondisinya hampir mirip sama aq&hubby (kcuali soal siapa suka daging dan sayur :p).

Sebenarnya konyol kalau banyak orang yang cerai dengan alasan "Udah nggak cocok lagi", karena sebagian besar orang menikahi seseorang yang memiliki kualitas-kualitas dan karakteristik-karakteristik yang sebaliknya dari yang mereka miliki sendiri. Persoalan muncul ketika pasangan itu mengharap dan membutuhkan satu sama lain hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, namun tidak tahu apa kebutuhan-kebutuhan tersebut atau bagaimana memenuhinya. Dengan disadari/tidak, banyak orang membawa impiannya masing-masing saat memasuki pernikahan. Contoh gampangnya dari aq sendiri, tanpa sadar aq "memimpikan" suami yang romantis yang akan sering memeluk, menggandeng, mencium (minim 3x sehari ya kayak orang makan?Hahaha...), tapi nyatanya suamiku nggak terbiasa dengan itu (umumnya kebiasaan keluarga yang membesarkan memberi pengaruh besar, contohnya: orang yang dibesarkan dalam kondisi keluarga yang tidak terlalu banyak memberikan physical touch, nantinya juga tidak akan terbiasa dengan hal tersebut, walau hal ini bisa dipelajari namun tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih banyak). Parahnya lagi, setelah test bahasa kasih, ternyata kebutuhanku akan physical touch nangkring di urutan kedua teratas, dan hasil test suamiku kebutuhan akan physical touch jadi juara SATU...terbawah! Awalnya ini bikin aq stress berat dan ujungnya bikin konflik terus, khususnya untuk cewek(walau nggak semua, tapi sebagian besar) merasa lebih dicintai saat banyak disentuh, dibelai dan disayang oleh suaminya (WARNING: DILARANG KERAS dilakukan  oleh yang belum married, karena falsafahnya: Jangan pernah menyentuh gadismu saat pacaran maka engkau akan dihargai olehnya, tapi banyak-banyaklah menyentuh istrimu setelah menikah maka engkau akan makin dicintai olehnya ---> ide orisinil, bukan nyomot dari sumber lain, hahaha...). Tapi Roh Kudus banyak mengingatkan aq, akan arti mengasihi yang sesungguhnya yaitu untuk belajar mengerti bukan hanya dimengerti, untuk memahami bukan menuntut, dan untuk bersabar memberi waktu baginya untuk belajar dan berubah. Susaaaahhh memang, tapi bersama Tuhan pasti bisa karena Dia yang menyanggupkan. Amin.

Dalam buku ini Mr. Rick membagi cowok ke dalam "Seven Modes (Tujuh Status), sedangkan cewek dibagi dalam "Seven Moods (Tujuh Suasana Hati)". Maksudnya adalah: Cowok itu seringkali bertindak dengan status yang bikin mereka mengkotak-kotakkan beragam hidup mereka, sedangkan cewek seringkali bertindak didorong oleh emosi/perasaan. Jadi inget juga buku tentang pria-wanita ini, bagus banget : Men Are Like Waffles and Women Are like Spaghetty by Bill and Pam Farrel, ada juga koq dalam versi terjemahan Indonesianya Pria seperti Waffel dan Wanita seperti Spaghetty, cuma memang ini buku lama tapi mungkin masih dijual di Gramedia koq.

Cinta itu merupakan suatu tindakan, dan bukannya suatu emosi. Namun tanpa kunci pengertian, perkawinan adalah suatu kerja keras. Idealnya, sebuah pernikahan Kristiani dimulai ketika kedua belah pihak bertekad untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi satu sama lain. Di undangan pernikahan kami, tertulis bahwa "Its about me, you and Him", karena kami sadar bahwa tanpa Tuhan, kami tidak akan sanggup menjalani setiap perbedaan yang ada. Miris rasanya kalau banyak para single yang berdoa sambil mencucurkan air mata, sampai banjir sampai jungkir balik untuk mendapatkan pasangan hidupnya, namun setelah menemukan dan bahkan menikah...akhirnya malah membuat pasangannya mencucurkan air mata (karena sedih, bukan bahagia). Makanya kalau terjadi konflik, ingatlah kembali saat-saat dimana kita menabur air mata saat berdoa untuk menemukan si dia. Jangan sampe sia-sia tuh air mata luber bergalon-galon, waktu udah ketemu dengan pasangan hidup kita, kita harus belajar selalu mengasihi dan menghargainya sebagai pemberian Tuhan yang sangat berharga ^^ Mr. Rick says: Hidup perkawinan membutuhkan perawatan, pemolesan, perubahan, dan penyelarasan yang terus menerus. Dan ini salah satu pernyataannya yang DALEMMM banget "Pasangan Anda memang tidak sempurna, dan sesungguhnya satu-satunya orang yang bisa Anda ubah adalah diri Anda sendiri."

Ini baru pendahuluannya, setelah ini baru kita masuk ke Bab I.... :D 



4 comments:

  1. Maaf yaaaaaaaa...kali ini post-nya koq jadi ada background text colornya. Ngga tau caranya ilangin T.T

    ReplyDelete
  2. Ane masih ngga ngerti kenapa perbedaan lebih ditekanin di buku ini,drpada kecocokan? Smoga ada pembahasan di chapter selanjutnya..

    ReplyDelete
  3. gapapa ci. masi kebaca kok! :) ditunggu bab2 selanjutnya!

    ReplyDelete
  4. @Herman: Iya memang di buku ini lebih banyak dibahas tentang perbedaan cowok cewek, karena perbedaan2 itulah yang cenderung bikin konflik. Kalo sama-sama suka bakso pasti ga masalah tentuin mau makan di mana. Kalo satunya ga demen bakso, baru ribut kan mau makan di warung bakso atau di warung sate. hehe...Tapi jangan takut dengan perbedaaan itu Mbul, soalna justru perbedaan itu bikin belajar saling memahami&melengkapi ;) Begono...hehe

    @Steph: Iya,ini bukunya so bless banget Steph, semoga aq bisa mereview nya sebaik mungkin ^^

    ReplyDelete