Saturday, April 16, 2011

Astaga...Bapak Bunuh Anak

And my heart cry out reading the tittle of Jawa Pos newspaper this morning... :( Almira Safa Adinda, bayi umur 18 bulan (18 bulan guysss!!! she was too young to death). Miris banget hatiku baca berita itu pagi ini, kayaknya dunia ini udah jungkir balik ngga karuan (because of SIN!!!), ada yang pengennnnn banget punya anak tapi gak bisa, ada yang susah punya anak dan ngabisin duit ratusan juta demi bayi tabung, ada yang ngga bisa punya anak dan akhirnya rela ngadopsi dan ngerawat anak yang bukan darah dagingnya sendiri, tapi ada juga yang dikasih karunia anak kandungnya sendiri bukannya menghargai malah nyiksa bahkan sampe bunuh.


Huaaaaa....ngga bisa bayangin, gimana "AYAH KANDUNG" lhoo! Ayah kandung tega nyiksa bayi yang masih kecil banget, dan aq bayangin sih 18 bulan itu pas lucu-lucunya banget, secara aq punya nephew umur 16 bulan yang pas lucu banget. I can't imagine when the baby was crying loudly but her father still torturing her, how can??? Secara aq piara seekor guguk, yang aq rawat sejak bayi (sekitar 3 / 4 bulan) sampai sekarang umurnya 4 tahun, yes she's just a dog, but i take care and love her so much. Sory ya, bukannya mau bandingin bayi manusia sama guguk, tapi justru perbandingan ini sangat mencolok. Cuma sama seekor anjing aja aq ngga tega kalau sampe mukul dia keras-keras, ya aq pernah pukul dia kalau dia bandel (misal: ngompol sembarangan, ngga di tempat seharusnya), tapi itupun tepukan di pantatnya, yang ngga akan "sangat" menyakiti dia, hanya bentuk kedisiplinan supaya dia ngerti mana yang benar dan salah aja. Nah kasusnya ini, its a baby!!!!! Apalagi kemarin abis baca blognya Shinta, yang luar biasa banget, gimana dia melewati masa-masa sulitnya bersama Tuhan saat harus menjalani operasi pengangkatan rahim, yang artinya dia ngga bisa punya anak kandung, gimana hatinya seringkali sakit kalau lihat bayi temennya/suaminya main-main sama keponakannya. Ya ampunn, jadi bingung banget, kenapa orang yang begitu mendambakan punya anak kandung malah nggak bisa, tapi yang dikasih Tuhan anak kandung, malah tega nyiksa bahkan sampai bunuh???

Tambah tambah miris lagi pas baca di koran itu, "banyak luka lebam karena penganiayaan ayahnya yang mengikat kaki dan tangannya, lalu memukul, menendang, bahkan terdapat beberapa luka gigitan di tubuh korban." Di koran ditulis kalau sang ayah ini kecewa karena sebenernya pengen punya anak cowok. Im asking God, masa sih cuma karena alasan sesepele itu terus sampai tega bunuh anak kandungnya??? i dont think so...Yang aq dapet, kurang lebih mungkin ini beberapa faktor pemicunya:

1. Restu orang tua
Di koran dibahas kalau memang pernikahan mereka sebenarnya ditentang oleh orang tua mereka, akhirnya mereka kabur dan nikah siri(lagi ngetrend banget ya nikah siri ini). Kayaknya soal restu orang tua dalam pernikahan ini udah jadi masalah klasik yang terjadi sejak zaman baheula, dan banyak dihadapi oleh orang-orang, ga terkecuali anak-anak Tuhan/orang-orang Kristen. Terlepas dari orang tua kita itu sudah terima Tuhan/belum, baik/jahat, galak/sabar, kaya/miskin, terpelajar/ga sekolah, pintar/bodoh, TETAP aja orang tua diberi otoritas oleh Tuhan atas hidup anak-anaknya. Kalau pernikahan terjadi tanpa restu orang tua, maka berkat-berkat pernikahan akan terhambat atau bahkan tertutup.

2.  Masalah ekonomi
Di jaman sekarang udah nggak bisa kehitung lagi masalah kriminalitas yang terjadi karena himpitan ekonomi. Kesulitan keuangan membuat orang sulit memenuhi kebutuhan hidup, akhirnya stress dan tertekan, dan tiap orang bisa menyalurkan stressnya itu dalam berbagai hal,, bisa positif(misal: dengan olah raga, hoby), tapi lebih banyak lagi dengan hal negatif(merampok, mencuri, sampai kasus penyiksaan ini juga). Beberapa hari yang lalu ada juga berita tentang orang tua yang nawar-nawarin anaknya seharga 8juta rupiah karena anaknya sakit-sakitan dan mereka ga sanggup lagi membiayai hidupnya. Kayaknya perumpamaan yang sering aq denger pas zaman SD dulu tentang "Sebuas-buasnya harimau, nggak mungkin induknya makan anaknya," yang artinya: nggak ada orang tua yang akan menyakiti anaknya. Kayaknya perumpamaan ini udah expired ya sekarang?

Di luar 2 sebab itu, bisa juga terjadi karena latar belakang hidup orang tuanya yang kita juga nggak tahu, bagaimana orang tuanya dibesarkan, di lingkungan yang seperti apa dan dengan keluarga macam apa. Dibilang di koran, kalau ayah Almira memang temperamental, makanya nenek dari Almira nggak setuju sama pernikahan anaknya (wuihh...sebenernya insting seorang ibu itu jalan banget ya, cuman seringnya anaknya yang bandel, anggep "Mama tau apa sihhh...main hakim aja, belum kenal udah nilai negatif duluan, bla...bla...bla..."). Yang nggak kalah ngeri adalah gimana dengan anak-anak yang baca berita ini di koran??? Figur seorang bapa/ayah yang harusnya menyayangi, melindungi, menjaga anak-anaknya, malah tega nyiksa sampe anaknya terbunuh. Ngeri banget ngeliat makin banyak keluarga yang broken, karena figur ayah yang rusak di mata anak-anaknya, dan hal ini bikin susah juga seseorang melihat figur Bapa di Surga sebagai Bapa yang penuh kasih yang kekal. Anak-anak jadi punya gambaran ayah yang seperti mereka lihat di dunia, membuat hatinya begitu keras untuk bisa menerima Bapa di Surga yang ngga akan pernah menyakiti mereka.

Guys, kalau aq aja manusia yang berdosa ini nangiz liat berita-berita macam ini, nggak terbayang lagi gimana hatinya Tuhan ya melihat semua kejahatan manusia di dunia ini. Well, ini mengingatkan aq untuk lebih rajin ngeblog menceritakan kasih Bapa, berdoa lebih tekun, dan mewartakan kasih Bapa lewat apapun yang aq bisa. Just one word "Father in Heaven loves you with His perfect love, His love will never change, and He is the only one who would never hurt you. JESUS loves you so much!!!" ^o^





No comments:

Post a Comment