Saturday, September 10, 2011

Arti kebahagiaan

Hari-hari ini saya banyak merenungkan arti dari kebahagiaan. 

Menurut Andrew Matthes dalam bukunya "Being happy" menjelaskan bahwa "Yang menentukan kebahagiaan kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Kita juga bertanggung jawab atas kebahagiaan itu sendiri. Untuk bahagia, kata Andrew, Fokuskan pikiran kita pada pikiran-pikiran bahagia, kita adalah pengendali pikiran kita sendiri."

Saya setuju dengan pendapatnya bahwa kebahagiaan bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang akan terjadi pada kehidupan. Tapi kalau fokus pada pikiran bahagia, padahal sedang mengalami banyak masalah/kesulitan, apa bisaaa???

Teman-teman sadar nggak, kalau dunia ini menetapkan standar-standar kebahagiaan untuk manusia? coba cek beberapa hal yang terpikirkan oleh saya berikut ini (boleh ditambahkan kalo ada yang terpikirkan yang lain)

1/ Seorang anak sekolah dikatakan meraih kebahagiaannya kalau punya prestasi yang baik, rangking yang memuaskan, nilai-nilai yang bagus 
2/ Seorang lajang dikatakan meraih kebahagiaannya kalau dia sudah punya pacar, Plusss kalo bisa yang cantik/ganteng, berpendidikan, supel, kaya, dan katanya kalau bisa yang berkepribadian(punya mobil pribadi, villa pribadi, kapal pribadi :p)
3/ Pasangan suami-istri dikatakan sudah lengkap kebahagiaannya kalau sudah punya momongan
4/ Seorang pria/wanita dikatakan berbahagia kalau pasangannya ganteng/cantik, sukses dalam karir, body sexy bak gitar(bwat cew) atau body kekar ala Ade Ray

Betul kan???? Ayooo semua bilang Betullll!!! *maksa.com* hehehe...lalu coba renungkan dan bandingkan dengan situasi berikut:
1/ Bagaimana dengan anak-anak yang memang dilahirkan dengan IQ pas-pasan, atau bahkan mengalami gangguan mental (autis), gangguan fisik(cacat)? Apakah mereka disebut anak-anak yang tidak berbahagia?
2/ Bagaimana dengan orang-orang yang hidup selibat? Dan kalau betul baru disebut bahagia kalau punya pasangan, mengapa ada ayat berikut “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Mat 19:12)
3/ Bagaimana dengan wanita yang mandul? Apakah itu membuat dia dan suaminya tidak berbahagia? Atau itu artinya Tuhan tidak adil dengan menciptakannya demikian?
4/ Bagaimana dengan pria/wanita yang memiliki pasangan gendut, cacat atau seorang pegawai biasa? Apakah mereka disebut belum mendapatkan kebahagiaannya?


Bersyukur bahwa kita memiliki Alkitab yang berisikan nilai-nilai kebenaran yang sejati, sehingga kita tidak lagi dibutakan dengan standar2 dunia yang salah, yang justru membuat kita merasa tertekan (malu kalau ada teman yang lebih sukses, pasangannya lebih ganteng/cantik), frustasi atau bahkan akhirnya kita menuntut pasangan kita untuk meraih standar-standar yang ada (Kamu harus banting tulang supaya kita bisa beli mobil mewah seperti tetangga kita *emangnya banting-banting tulang bisa beli mobil? hahaha*

Saya juga sedang belajar bahwa kebahagiaan itu adalah keputusan, bukan perasaan. Seringkali saya masih merasa bahagia kalau saya bisa jalan-jalan ke mall, bisa beli barang-barang yang saya inginkan, kalau pasangan memperlakukan saya dengan manis, romantis...Lalu saya kembali berpikir 

"Mengapa saya hanya akan merasa bahagia kalau saya bisa jalan-jalan ke mall?Bukankah saat saya berada di rumah yang nyaman (masih banyak lho orang yang ngga punya rumah), diberikan kesehatan, bersama dengan suami (banyak teman yang sangat menantikan moment bisa bersama suaminya, karena suaminya sering bekerja di luar kota), bisa ketik-ketik blog ditemani anjing yang lucu....harusnya saya bersyukurrrr!!!!!! Mengapa saya hanya berbahagia kalau saya bisa membeli barang-barang yang saya inginkan? Bukankah Tuhan mengajarkan saya untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada!!!! Mengapa saya hanya akan berbahagia kalau pasangan saya  memperlakukan saya dengan baik? Bukankah saya harus belajar mengasihi tanpa syarat?"

Saya suka banget dengan iklan LA Lights yang baru, besaarrrr banget saya lihat di tepi jalan "Rumput gue lebih asyik dari rumput tetangga" YUP, kita akan berbahagia saat kita bisa menyadari apa yang kita punya, bukan apa yang tidak kita punya (Orang terkaya sedunia sekalipun masih ada banyak hal yang belum ia  punyai). Kita akan berbahagia saat kita bisa mengucap syukur!!!! 
Waktu saya harus mencari ayat-ayat tentang "The true fairy tale" saya pun banyak dibukakan, bahwa The true fairy tale bukanlah "Happily ever after", tetapi bahwa Yesus mengasihi kita! Bahwa Yesus mengorbankan nyawaNya untuk dosa kita, untuk menebus hidup kita, bahwa Ia rela menderita dan mati disalib karena Dia begitu mencintai kita. Bukankah itu cukup untuk membuat kita berbahagia? Bahwa ada 1 pribadi yang selalu mencintai kita apa adanya? Seperti perkataan salah seorang rekan kerja saya "When we have nothing, God is enough"

Ayo kita belajar untuk menjadi orang-orang yang berbahagia seperti kata Amsal 17:22 "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." Untuk soal ini, saya banyak belajar dari Rasul Paulus, di tengah segala penderitaan, kesulitan, tantangan yang harus ia lalui, Ia bisa terus merasa berbahagia dan mengucap syukur, karena ia tahu bahwa Tuhan selalu menyertainya. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.  (Filipi 4:12-14) 



5 comments:

  1. mantapppp sharing nya =) klo masalah kebahagiaan emank bnr bukan berdasarkan tolak ukur thdap apa yg ud kita raih..
    kebahagiaan bukan krn kita pny harta yg banyak, suami/istri yg cakep, tmn2 yg baik dan perhatian, tp kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri, bagaimana kita bersyukur atas segala sesuatu yg ada di hidup kita..
    yaaa rumput Gw lebi ijo dari rumput tetangga hahaha
    oya..FB u apa ya? mau donk liat poto anjing mu yg lucu itu ^^

    ReplyDelete
  2. Iya Len, aq juga masih harus banyak belajar untuk bisa bersyukur=berbahagia dengan apa yang ada ^^
    Kreatif tuh LA Lights kalo bikin iklan, sering "nyentil" hehe...
    Boleh, add fbku yaaa Len, zai2_luv@yahoo.com

    ReplyDelete
  3. haduhh comment sblm nya msk ga yah?hahhaa eror sepertinya...
    oke thx yahh..aku add fb mu ^^

    iya nihhh gw jg perlu byk blajar jg.plg sulit tuhh ya utk bersyukur pada apa yg gw miliki tanpa banding2kan dg org laen..
    huaaaa sm2 blajar yaa, smakin dewasa di dlm kehidupan rohani dan bertumbuh dlm iman terhadap Kristus ^^

    ReplyDelete
  4. Baguuussssss banggteeeeeeettttttttt!! *peluk Lisa erat2 (kayak balon) :) Luv u, Sis!

    ReplyDelete
  5. @Leni: sory baru check nih :p gimana uda liat foto gugukku yang cuteee? hahaha....iya sama2 belajar banyak hal ya Len. Aq banyak blajar juga dr sharing d blogmu ^^

    @cik Ing: hihihihi...balon kerempeng ya cik. Luv u too sis

    ReplyDelete